Entri Populer

Jumat, 22 Juli 2011

Sejarah Dawet Ayu Asli Banjarnegara

Minuman Dawet Ayu asli dan khas dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Rasanya yang segar dan legit membuat sering kangen untuk kembali meminumnya dan sangat cocok untuk dinikmati saat musim panas, berkumpul bersama keluarga atau teman - teman. Dawet Ayu Banjarnegara sudah menyebar di kota - kota besar di Indonesia. Berbeda dengan Es Cendol biasa, Dawet Ayu Banjarnegara ini mempunyai citarasa tersendiri, dari ramuan - ramuan khusus yang di kombinasi sehingga membuat siapa saja yang mencobanya pasti ketagihan. Dawet ini berwarna hijau karena saat membuat airnya menggunakan air perasan daun pandan dan daun suji. Minuman yang terdiri dari santan, air gula Jawa atau juruh dan isinya dawet yang terbuat dari tepung beras dan sedikit tepung pohon aren atau disebut tepung gelang. Wangi daun suji dan hijaunya alami, menyegarkan. Juruh dawet kadang saat musimnya ditambah nangka atau durian, kedua buah ini menambah kelezatan dan aroma Dawet Ayu.
Dawet Ayu merupakan salah satu “maskot” kota Banjarnegara, buktinya ada di Alun-alun kota karena di sana terdapat Monumen Dawet yang berupa patung dua orang penjual dawet.
Es Dawet Cah Mbanjar produksinya telah merambah pasar Singapura. Di Indonesia, Dawet Ayu sudah diproduksi mulai dari wilayah barat, tengah hingga timur. Minuman khas Banjarnegara ini kini bisa dirasakan seluruh masyarakat negeri ini. Di Singapura, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) juga memesan Dawet Ayu. Dan minuman inipun sudah dipromosikan di Thailand akhir – akhir ini.
Salah satu contoh di Indonesia, minuman ini cukup banyak dijumpai di Medan. Penjual minuman yang menggunakan gerobak banyak dijumpai di pinggir - pinggir jalan kota Medan. Kadang di emperan toko, tidak sedikit juga di bawah pohon rindang dan di persimpangan jalan.
Di Jakarta misalnya, Dawet Ayu sangatlah mudah untuk kita jumpai. Pasalnya hampir di setiap gang di penjuru Jakarta ada penjaja es cendol khas kota Banjarnegara ini. Dawet Ayu biasanya di jajakan dengan menggunakan gerobak dorong maupun keranjang pikul dimana pada keduanya sama-sama memiliki ciri khas yang unik yaitu patung kayu yang berbentuk tokoh wayang Semar dan Petruk. Dengan ciri-ciri
tersebut, menjadikan orang lebih mudah membedakan Dawet Ayu dengan Es Cendol lainnya. Penjualan Dawet Ayu Banjarnegara di Indonesia sudah mencampai Makasar.
Salah satu ciri khas penjual Dawet Ayu Banjarnegara adalah adanya dua buah tokoh wayang pada gerobaknya. Tokoh wayang itu adalah Semar dan Gareng. Ada yang meyebutkan bahwa itu adalah simbolisme dari gabungan kata keduanya yaitu MARENG yang dalam bahasa setempat berarti kemarau. Mar dari seMAR dan reng dari GarENG. Jadi mungkin maksudnya musim kemarau itu panas dan haus, maka minumnya yang segar dan cocok adalah Dawet Ayu atau bisa juga itu adalah simbolisasi dari penjual yang menginginkan cuaca dalam kondisi kemarau sehingga dawetnya bisa laris. Sebagian yang lain seperti di sini menduga bahwa adanya dua tokoh wayang yang identik dengan sifatnya yang merakyat itu maksudnya adalah simbol bahwa Dawet Ayu tersebut selalu merakyat dan dapat dinikmati oleh semua golongan lapisan masyarakat.
Rasa Dawet Ayu Banjarnegara sangat enak , demikian pula Dawet Ayu Banjarnegara yang bertebaran di Pulau Jawa, misalnya di Yogyakarta, di Solo, di Jakarta, di Surabaya dan mungkin juga di luar Jawa. Penjualnya biasanya memang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar